Tuesday, January 1, 2019

Membicarakan Love Hate Friendship




Saya tidak ingin menghakimi siapapun dari kedua sahabat tersebut. Namun selalu menjadi bayangan dari sebuah bintang yang terus bersinar bukanlah perkara yang mudah. Bahkan seringkali lebih ke arah menyakitkan. Bayangkan saja, sahabat kita pesonanya terus bersinar terang untuk memukau orang lain. Sedangkan kita hanya menjadi bayangan yang terus membusuk dibalik sinar terangnya dan tidak sedikitpun akan pernah disadari oleh orang lain. Jangan tanya, sakitnya seperti apa. Hal seperti ini akan meremukkan ego kita sebagai seorang manusia secara perlahan tapi sangat menghancurkan. Pelan-pelan tapi mematikan. Kita terjebak dalam situasi yang serba salah dan tidak bisa menunjuk satu pihak untuk dijadikan kambing hitam selain diri sendiri. Kita ingin menyalahkan orang lain yang terus terpesona dan memuja-muja sahabat kita juga tidak mungkin, itu adalah hak mereka. Kita ingin menyalahkan sahabat kita sendiri juga mustahil, selain dia memang benar rupawan tapi karena dia juga sahabat kita sendiri. 

Alhasil, kambing hitam itu kita jatuhkan pada diri kita sendiri. Kita mulai menyalahkan diri sendiri dengan segala kekurangan yang dimiliki. Kita mulai menyalahkan diri kita yang tidak serupawan sahabat kita, kita menyalahkan diri kita yang tidak mampu unggul seperti sahabat kita dan kita semakin menyalahkan diri karena sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dilihat orang tapi kita tetap terlihat terlihat samar dilihat orang lain. 

Entah kenapa, hubungan love hate friendship ini membuat saya teringat dengan hubungan persahabatan antara Naruto dengan Sasuke. Sasuke yang rupawan dan jenius sejak lahir, tidak perlu usaha apapun untuk mendapatkan perhatian dari semua orang yang ada di sekitarnya. Ia adalah bintang yang bersinar terang dan dipuja semua orang karena silaunya. Bandingkan dengan Naruto yang punya wajah pas-pasan dan kemampuan otak di bawah standar, satupun orang tidak ada orang yang menaruh perhatian kepadanya. Setidaknya, itu menurut Naruto. 

Ia adalah representasi sempurna dari bayangan yang akan selalu tersembunyi di balik sinar terang seorang Sasuke. Tidak heran, apabila Naruto iri setengah mati pada Sasuke. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mampu mengejar hingga menandingi Sasuke. Salah satu alasan utamanya adalah dia ingin mencuri perhatian Sakura, gadis yang dicintainya supaya mengalihkan perhatian kepadanya. Namun seperti yang kita ketahui bersama, pada akhirnya Naruto tidak mendapatkan Sakura seperti selama yang ia inginkan. Karena akhirnya dia mendapatkan gadis yang selama ini ia butuhkan, Hinata. Membuat kita sadar, bahwa Naruto selama ini melihat terlalu jauh. Bahwa selama ini apa yang dia butuhkan tidaklah setinggi apa yang selama ini dibayangkan. 

Pada akhirnya, ini akan membahas tentang penerimaan diri. Seseorang yang percaya diri tidak akan bisa dimulai tanpa dia bisa menerima dirinya sendiri dengan apa adanya. Penerimaan diri sangatlah mudah untuk diucapkan, tapi itu adalah pekerjaan seumur hidup. Bahkan salah satu hal paling sulit di muka bumi ini. Akan ada begitu banyak alasan yang membuat kita sulit menerima diri sendiri, akan ada begitu banyak kekurangan yang mengganjal kita untuk percaya diri dan akan ada begitu omongan orang lain yang menjatuhkan mental yang dibangun sepetak demi sepetak. Tidak heran apabila ada orang lain, apalagi itu sahabat kita sendiri yang terlihat lebih bersinar daripada kita, mampu menghancurkan kita dari dalam. Selalu orang dekat yang berhasil menyakiti dan menghancurkan kita, sesuatu yang mustahil mampu dilakukan oleh orang asing. 

Meski begitu, kita jangan sampai melupakan satu hal paling penting. Bahwa ini bukanlah pertempuran kita melawan sahabat kita sendiri. Ini adalah pertempuran kita melawan diri kita sendiri. Diri kita yang seringkali merasa inferior dan tidak berdaya. Siapa yang nanti keluar sebagai pemenang, tentunya ditentukan oleh keinginan dari diri kita mana yang paling kuat. Apakah diri kita yang inferior atau diri kita yang sudah mampu melakukan penerimaan diri seutuhnya? Bukankah dalam persahabatan tidak membuat kita masuk ke arena perlombaan. Untuk membuktikan siapa yang lebih cepat dari siapa dan siapa yang lebih unggul dari siapa. Dalam hubungan bernama persahabatan, kita memutuskan bersama karena kita bisa saling mengutuhkan satu sama lain. Kita akan pincang apabila tidak ada salah satu dari satu sama lain. 

Sekali lagi, saya tidak ingin melakukan penghakiman atas apa yang dilakukan oleh dua sahabat ini. Lagipula, siapa tahu ini bukan akhir dari persahabatan mereka tapi salah satu proses pendewasaan mereka. Soalnya dalam persahabatan terkadang memang ada riak yang bisa diterjang bersama tapi ada juga riak yang lebih baik untuk membuat salah satunya menepi. Soalnya, terkadang kita memang butuh ruang untuk bisa lebih berpikir jernih, untuk lebih menghargai apa yang selama ini terlewatkan dan untuk lebih bisa melakukan penerimaan 

Wednesday, October 17, 2018

REVIEW MUSIC VIDEO LABIRIN: JATUH CINTA ADALAH SAINS TERUMIT




Tanyakan sebuah defisini jatuh cinta pada sepuluh orang. Maka kamu akan menemukan sepuluh jawaban yang berbeda. Jatuh cinta memang adalah pengalaman personal yang imbasnya akan berbeda satu sama lain. Sesuatu yang barangkali hanya bisa digapai dengan pemahaman sastra bukan sains. Namun bukan berarti sains tidak pernah mencoba membongkar rahasia besar dari perasaan misterius bernama jatuh cinta. Paling jauh, sains baru bisa membongkar rahasia seseorang yang sedang jatuh cinta maka akan menimbulkan reaksi tubuh yang tidak akan bisa disembunyikan. Semacam ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta. Tahukah kamu apa reaksi tubuh itu? Reaksi tubuh seseorang yang sedang jatuh cinta adalah pupil pada matanya akan membesar, denyut nadinya akan berdenyut lebih cepat dan tentunya tidak lepas dari debar jantung yang berdentam jauh dari normal. Sumbernya adalah adrenaline pada tubuh yang meningkat pesat ketika berpapasan atau bertemu dengan orang yang mampu membuatnya jatuh hati. 

Bahkan Sherlock Holmes pernah menggunakan reaksi tubuh orang yang sedang jatuh cinta untuk bisa memecahkan sebuah kasus kriminal. Sherlock Holmes dengan khusyuk memegang tangan dari pelaku dan juga mengamati tiap gerak pupil matanya. Hingga akhirnya Sherlock Holmes menyadari bahwa pelaku tersebut sedang jatuh cinta dan akhirnya menjadi petunjuk penting terbongkarnya kasus kriminal tersebut. Sayangnya, sains hanya mampu menggores permukaan dari kedalaman sesungguhnya sebuah perasaan bernama cinta. 

Namun reaksi tubuh tersebutlah yang kemudian menjadi ide dasar utama dari video klip “Labirin” Tulus ini. Apakah teman-teman sudah menyadarinya? Petunjuk penting tersebut sudah diperlihatkan dengan dua tokoh utama yang berprofesi sebagai ahli medis yang terlihat saling menyimpan perasaan tertarik. Bukan tertarik yang mengarah ke personal tapi tertarik lebih mengarah ke perasaan. Hal tersebut dapat terlihat jelas dari gerak-gerak mereka yang kikuk tapi saling mengawasi satu sama lain. Bahasa tubuh yang ingin saling menarik tapi takut untuk terlalu kentara. Mata yang terus mencuri pandang sambil berharap tanpa pernah ketahuan.

 Kombinasi tersebut hanya bisa kamu temukan pada orang yang saling mengagumi dan saling jatuh cinta. Namun kita ketahui bersama, mereka berdua belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan terdalam dan hanya sedang berada dalam tahap saling menebak persona masing-masing. Tanpa pernah mereka berdua sadari bahwa perasaan itu tidak bertepuk sebelah tangan karena mereka berdua saling merasakan satu sama lain. Apabila mengacu pada lirik dari lagu Tulus maka fase ini sedang berada dalam tahap, “Jebak aku dalam labirinmu. Tersesatku di adiwarnamu, pesonamu.”

Pintarnya, musik video klip ini tidak secara gamblang menjelaskan dua orang yang saling mengagumi dan saling jatuh cinta. Video klip ini menggunakan tema sains untuk menjabarkan perasaan jatuh cinta yang seringkali merumitkan. Mulai dari dua karakter utama yang merupakan ahli medis, lokasi yang menyerupai tempat laboratorium hingga potongan-potongan video klip yang menggambarkan reaksi orang yang sedang jatuh cinta. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pupil mata yang membesar adalah salah satu reaksi tubuh dari orang yang sedang jatuh cinta. Pada video klip ini, hal tersebut diperlihatkan dengan pupil mata Tatjana Saphira yang terlihat membesar dengan begitu indahnya. Selain itu, pintarnya adalah pupil mata tersebut menyerupai labirin yang bisa diartikan membuat Tulus tersesat di dalamnya. Persis seperti lirik yang ada di dalam lagu Labirin. Begitulah memang ciri khas dari setiap karya yang dilahirkan oleh Tulus. Mulai dari lagu, lirik hingga video klipnya membuat kita harus mencernanya dengan benar-benar untuk bisa meringkas maknanya dengan utuh. Tidak terkecuali dengan video klip yang satu ini. 

Dengan mengusung tema sains, membuat video klip ini bukan hanya terlihat indah ataupun artistik tapi juga menghadirkan defisini jatuh cinta dengan sudut pandang lebih ilmiah. Membuat kita sadar bahwa jatuh cinta memang terlalu abstrak untuk didefinisikan tapi terlalu indah untuk tidak dirasakan. Membuat kita harus menggunakan hati sekaligus kepala untuk bisa menikmati musik video klip ini. Kombo yang membuat video klip Tulus ini hadir istimewa untuk kesekian kalinya. 

Sunday, August 26, 2018

Review Labirin: Ketika Stalking Belum Pernah Sepuitis Ini



Review Labirin: Ketika Stalking Belum Pernah Sepuitis Ini

Apa yang paling candu dari jatuh cinta? 

Rasa Penasaran. Ia menjelma serupa ribuan semut yang memenuhi sekaligus menggelitik dada dan isi kepalamu. Membuatmu sulit tidur sebelum tahu rasi bintang yang menaunginya setiap malam. Membuatmu sulit makan sebelum tahu makanan favorit yang membuat matanya berbinar. Membuatmu sulit berpikir sebelum tahu pernahkah sejengkal saja dia memikirkanmu. Hanya untuk memastikan ada satu benang tipis yang bisa menghubungkan kalian berdua dalam semesta yang rumit ini. Untuk memastikan bahwa ada satu titik temu dari ribuan titik perbedaan karena keniscayaan kalian sebagai manusia. 

Namun rasa candu akan apapun pasti tetap memiliki sisi gelap lain yang seringkali mengendap diam-diam. Rasa penasaranmu akan seseorang karena dilandaskan cinta seringkali membuatmu terjebak dalam labirin yang membingungkan. Membuatmu sulit lagi membedakan mana khayalan dan mana kenyataan. Mana harapan dan mana buaian. Mana titik kamu harus berlari tanpa batas dan mana titik kamu harus berhenti karena kehabisan napas. Sebuah paradoks bahagia dan sengsara yang harus ditelan setiap hari bagai obat oleh para stalker. Untungnya, Tulus dengan fasih menjabarkannya dalam lagu terbarunya yaitu “Labirin”. Membuat lagu ini tak ubahnya keluh kesah para pemuja rahasia dengan cara yang elegan. 

Pertama, mari kita sambut lagu ini dengan bahagia dan tepuk tangan karena karya terbaru Tulus baru saja menunjukan rupa. Sudah? Mari kita bahas sedikit tentang lagu ini. Ada satu hal yang sepertinya selalu menjadi lampu sorot saya ketika lagu Tulus keluar. Apalagi kalau bukan bagian liriknya. Banyak orang yang beranggapan bahwa lirik yang ditulis oleh Tulus itu puitis dan indah. Saya tidak sepenuhnya setuju, saya lebih suka memakai padanan kata “menggelitik”. Ya bagi saya, Tulus memiliki kemahiran merangkai lirik yang sangat menggelitik otak maupun hati. Ia mampu merancang lirik yang sebenarnya kita tahu maknanya tapi jarang menggunakannya. Lagu seperti “Sepatu” dan “Gajah” adalah contoh terbaiknya. Dan begitu rangkaian lirik tersebut dijodohkan dengan nada yang tepat maka sihirlah yang tercipta. Sihir yang menempel di kepalamu dan membuatmu tidak bisa melakukan apapun selain mengucapkan sihir tersebut secara berulang-ulang sambil menggerakan badanmu. 

Pada “Labirin” sihir tersebut, bagi saya terdapat pada rangkaian lirik ini:

Kucari tahu tentangmu, tanggal dan tahun lahirmu

Kupelajari rasi bintang, menebak pribadimu 

Tokoh kartun favoritmu dan warna kegemaranmu

Kutelusuri di titik mana kita kan bertemu

Bagi saya, hanya Tulus yang mampu memikirkan sekaligus merangkai lirik yang menggelitik seperti itu. Menggelitik karena terasa dekat, tidak perlu dibuat-buat tanpa meninggalkan ciri khasnya untuk menyisakan keindahan di dalamnya. Sayangnya, sihir lirik tersebut hanya terdapat pada rangkaian lirik yang sudah saya sebutkan barusan. Soalnya sisa lirik dari sepanjang lagu, tidak terasa istimewa di telinga saya. Indah tapi dengan mudah saya temukan di lagu mana saja.


Lain dengan lagu “Sepatu” yang bagi saya dari awal hingga akhir lirik, saya sangat yakin hanya bisa menemukan rangkaian lirik jenius tersebut pada lagu itu. Sayang sekali sebenarnya, padahal pada lagu yang merupakan pintu pembuka untuk album keempatnya saya berharap banyak pada Tulus. Terutama kematangannya dalam menulis lirik lagu yang semakin terasah sekaligus semakin berani dalam mengeksplorasi sisi kepekaannya sebagai manusia. Tulus sangat peka, saya sangat yakin itu. Untuk itulah, pada album keempatnya saya berharap ada rangkaian lirik yang membuat saya memejamkan mata dan menggelengkan kepala. Sebuah sensasi yang pernah saya rasakan ketika mendengarkan album “Gajah”. 

Saya tidak menyebut “Labirin” tidak memuaskan, tentu sangat memuaskan. Rangkaian liriknya tetap khas Tulus, dengan meninggalkan kata “Adiwarna” yang memutar di kepala dan terpaksa membuat saya membuka kamus untuk mencari tahu artinya. Untuk segi lirik pada lagu ini maka mari kita berikan senyuman paling indah untuk menggambarkannya. Sedangkan untuk segi musiknya, mari kita berikan tepuk tangan paling meriah yang bisa kita ciptakan. Sesungguhnya bagi saya pribadi, yang paling menonjol dari lagu ini adalah musiknya. Mungkin liriknya sering mengucapkan, “candu .. candu ..” tapi sesungguhnya candu dari lagu ini adalah musiknya. Kabarnya, hal itu tak lepas campur tangan Ari Renaldi dan Petra Sihombing.

Saya sangat berharap bahwa lagu Labirin hanyalah pemanasan awal Tulus sebelum menunjukan kapasitasnya sebagai penulis lagu yang brilian. Di lagu-lagu berikutnya, saya berharap kematangan sekaligus kegilaannya sebagai seorang penulis lagu mampu dieksplor tanpa harus meninggalkan ciri khasnya. Semoga ada satu lagu yang mampu menyaingi atau setidaknya menyamai lirik "Sepatu" yang masih menjadi lagu dengan penulisan lirik terbaik bagi saya sampai sekarang. Terakhir, “Labirin” tetap saya sukai karena ini adalah lagu yang sangat Tulus sekali. Mengumbar keindahan tanpa harus terlihat berlebihan. Paling terpenting, “Labirin” membuat kegiatan stalking tak pernah menjadi sepuitis dan seindah ini. 

Saturday, March 3, 2018

MENIKAH, TIDAK SEBERCANDA ITU KAWAN!




Sungguh, saya bukanlah orang yang anti terhadap konsep nikah muda. Toh pada akhirnya, hidup setiap orang adalah tanggung jawab masing-masing untuk membuatnya jadi bahagia atau nelangsa. Tapi saya selalu gagal paham dengan gembar-gembor konsep nikah muda pasti membawa bahagia. Tidak, sampai kapanpun saya tidak akan pernah percaya konsep itu. Saya selalu percaya bahwa pernikahan yang bahagia adalah pernikahan yang tepat pada waktunya. Dan Waktu yang tepat tidak pernah bisa dihitung dengan matematika manusia. Usia segini, kamu harus menikah. Usia segitu, kamu harus punya anak satu. Usia segitu, kamu harus punya anak dua. Biar bahagia! Kata siapa? Kata mereka. 

Seandainya saja matematika Tuhan bisa disamakan dengan matematika manusia yang begitu polos dan naif seperti gambar tersebut. Sayangnya, cara kerja Tuhan tidaklah selucu itu. Satu-satunya yang pasti dalam hidup ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Namun banyak orang tidak peduli, pernikahan yang indah dan memiliki tanggung jawab besar malah mulai kehilangan esensi berharganya. Sekarang, pernikahan hanya dianggap legalitas untuk melepas syahwat. Pernikahan tak ubahnya stempel pada barang yang menandakan kamu bahagia atau tidak bahagia. Pernikahan tak lebih dari usaha buru-buru dan memaksamu demi bisa menjalani kebahagiaan yang dipaksakan orang lain. Lantas Pernikahan seperti apa yang bisa kamu harapkan dari orang yang memiliki motivasi menikah seperti itu? Banyak yang kemudian memaksa menikah muda dengan dalil menikah akan membuka jalan rejeki. Tentu, hal tersebut sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sayangnya, urusan menikah bukan hanya urusan ekonomi semata yg harus dipenuhi. Tapi ada satu hal yang lebih kompleks lagi. 

Yaitu menyatukan dua kepala yang berbeda. Percayalah, untuk melakukan itu dibutuhkan kedewasaan dan pengalaman. Cinta memang menyatukan tapi hanya rasa saling memahamilah yang mempertahankan. Dan coba tanyakan, apakah modal itu sudah dimiliki oleh mereka yang masih imut-imut? Mungkin ya, barangkali juga tidak. Terakhir, menikahlah karena itu adalah jalanmu menemukan kebahagiaan dan keutuhan. Bukan jalan kaburmu dari pertanyaan "Kapan Nikah?" Menikah tidaklah sebercanda itu, kawan.

REVIEW NOVEL LOVE LIKE PUZZLE: Pengkhianatan dan Sebuah Kisah Cinta Paling Rumit




Dalam setiap cerita dongeng, apabila dua manusia telah menikah maka akan selalu diakhiri dengan sebuah kalimat, “Happily forever after.” Atau bahagia selamanya. Namun kita tahu bersama bahwa hal tersebut hanya berlaku di dunia dongeng bukan di dunia nyata. Bahwa pada kenyataannya, pernikahan tak ubahnya pintu baru untuk membuat dua manusia semakin saling mencintai atau malah semakin saling menghancurkan. Setidaknya itulah yang dialami oleh Yudha dan Agni. Awalnya mereka memiliki sebuah pernikahan yang bahagia bahkan nyaris sempurna. Terbukti dari pernikahan yang sudah bertahan bertahun-tahun dan juga dikaruniai dua buah hati. Bahkan Yudha tengah berada di puncak karirnya bersama dengan pernikahan yang terlihat baik-baik saja. Sayangnya, itu hanyalah bayangan semu yang selama ini dipercayai oleh Agni.

Semuanya diawali ketika Agni yang berusaha memberikan kejutan kecil  pada suaminya ternyata diperlihatkan pemandangan yang mengiris hatinya. Pria yang selama ini begitu ia percaya dan cintai ternyata tengah main serong dengan wanita lain. Dalam sekali waktu, hati Agni hancur berkeping-keping. Apalagi dengan alasan tidak masuk akal yang dijabarkan oleh Yudha bahwa dia melakukan itu semata untuk melindungi wanita tersebut. Sebuah alasan yang membuat Agni tidak habis pikir tentang logika dan perasaan dari Yudha yang pergi entah kemana. Kini, pernikahan mereka menyisakan sebuah tanda tanya besar. Apakah masih bisa dipertahankan atau harus berhenti sampai disini saja? Jika pertanyaan itu diberikan pada Agni maka dia ingin menyelesaikan segalanya sesegera mungkin. Sakit hatinya terlampau besar untuk diredam dengan banjir kalimat maaf dari Yudha. Namun Agni juga tidak ingin menghancurkan perasaan dan psikologis kedua anaknya dengan sebuah kiamat bernama “perceraian”.

Di sisi lain, apabila pertanyaan itu diberikan kepada Yudha maka dia ingin mempertahankan pernikahan mereka berdua. Bahwa kesalahannya memang pantas mendapatkan hukuman tapi hukuman itu bukanlah sebuah perceraian. Berbagai cara dilakukan Yudha untuk bisa mendapatkan kembali hati dan juga perasaan Agni yang telah mati rasa untuknya. Cara tersebut adalah dengan mengajak Agni berlibur ke Korea. Di sana, Yudha berharap perasaan hangat yang pernah dimiliki oleh Agni akan kembali lagi kepadanya. Namun di Korealah, segala pertanyaan tersebut menemukan jawaban dengan cara yang paling tidak terduga.

Bagi saya, konflik pada novel ini sangat dewasa dan jauh dari kesan kekanak-kanakan. Bagaimana dua orang dewasa yang telah terikat dalam sebuah hubungan harus menghadapi berbagai konflik perasaan yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah. Mereka sadar, mereka bukan lagi remaja yang apabila tidak lagi merasa cocok maka bisa saling meninggalkan satu sama lain tanpa adanya beban. Mereka berdua telah menikah dan begitu banyak ikatan yang mengsimpul mereka satu sama lain. Saling meninggalkan artinya harus ada simpul yang dilepas dengan ditarik paksa. Yang tidak mungkin bisa meninggalkan kekacauan dan luka yang lebih besar lagi. Semakin membuktikan bahwa pernikahan adalah gerbang untuk sebuah kisah cinta paling rumit yang pernah dimiliki manusia. Tentang dua orang yang memutuskan untuk bersama atau berpisah bukan hanya semata karena cinta. Namun karena banyak hal lainnya yang seringkali tidak sesederhana hitungan satu ditambah satu sama dengan dua. Pernikahan ternyata tidaklah sesederhana itu. Hebatnya adalah Kak Ratna selaku penulis mampu merangkum semua konflik rumit tersebut dalam bahasa yang sederhana dan dapat dicerna dengan mudah.


Apalagi dengan teknik story telling yang menggabungkan berbagai kejadian baik masa kini maupun masa lampau yang saling menarik satu sama lain. Betapa karakter maupun konflik cerita yang ada sekarang tak bisa dilepaskan dari masa lalu yang membentuk mereka semua. Hebatnya adalah percampuran teknik waktu itu tidak terasa membingungkan tapi malah mengasyikan. Karena kita sebagai pembaca bisa mengerti perasaan Agni yang kecewa setengah mati dan tahu keputusan yang harus diambil Yudha untuk merebut kembali perasaan Agni yang telah menggelincir dari tangannya. 

Kini, bentangan pertanyaan muncul  tentang akan kemana hubungan Agni dan Yudha? Apakah akan karam bersama dengan lautan kekecewaan ataukah mampu bertahan atas nama pengorbanan hanya bisa ditemukan jawabannya dengan membaca lanjutan babnya. Sesuatu yang membuat saya tidak sabar untuk menemukan jawabannya dengan cara yang tidak terduga. Untungnya, teman-teman termasuk saya sudah bisa membaca lanjutan babnya di Cabaca. Cabaca merupakan sebuah platform cerita yang berisi berbagai novel keren dari banyak penulis berbakat. Mulai dari  genre romance, drama, komedi maupun fantasi bisa ditemukan dengan mudah di sini. Teman-teman, cukup membuka website Cabaca.id atau mengunduh app Cabaca di Playstore untuk bisa membaca berbagai novel dari berbagai genre yang pasti menarik hati. 


Friday, December 29, 2017

Review 7 Momen Paling Epic Di Naruto


“Aku memang bodoh maupun tidak berbakat dan aku punya begitu banyak alasan untuk menyerah. Tapi aku hanya butuh satu alasan untuk tidak menyerah. Alasan itu adalah aku tidak ingin menyerah!” Naruto.

Kalimat itu lantas menjelma tak ubahnya sebuah selongsong peluru yang menembus kepala saya. Mengobrak-abrik kepesimisan dan kelemahan dalam diri yang terus menggelayut seperti bola rantai. Saya masih kelas 2 SMP waktu itu namun kepala dipenuhi dengan rasa lelah dan ingin menyerah. Pada  masa itu, saya mengalami apa yang disebut banyak orang disebut sebagai sindrom alienasi. Merasa sendirian, tidak menemukan satu orangpun yang mampu memahami, memahami bahwa saya memiliki cara berpikir yang berbanding terbalik dengan kebanyakan orang maupun merasa asing di depan banyak manusia. Sesuatu yang sempat membuat saya enggan keluar dari rumah. Karena menganggap semua orang melihat saya dengan pandangan aneh atau bahkan merendahkan. Bahkan dalam beberapa momen, saya pernah bersembunyi di lemari hingga beberapa jam tanpa alasan yang jelas. Yang pasti saya merasa begitu aman di dalam lemari yang gelap dan pengap tersebut. Hingga kemudian ketika dewasa, saya memahami bahwa itu adalah “momen of truth” bagi setiap orang. Momen dimana banyak orang sedang merasa asing dengan dirinya sendiri, sedang mencari jati dirinya dan juga merasa bahwa tidak ada satupun manusia di dunia ini yang memahaminya. Banyak remaja yang gagal melewati momen of truth itu karena tidak ada satupun yang mampu menjadi pelindungnya. Sehingga remaja-remaja itu lebih memilih jalan gelap sebagai pelarian yang seringkali bukan hanya merebut masa depan mereka namun juga selembar nyawa mereka. Untungnya, pada momen riskan saya tersebut, Naruto hadir untuk menyelamatkan. Ia hadir sebagai sosok panutan. Sosoknya yang dijauhi oleh semua orang, dibenci oleh semua yang mengenalnya maupun kondisinya yang sebatang kara nyatanya tidak meruntuhkan daya semangatnya untuk terus berjuang. Naruto tidak ingin menyerah dengan apapun yang mengganjal langkahnya. Ia adalah sosok pahlawan bagi saya kala itu. Sosok yang terus memacu saya untuk tidak menyerah bahkan dalam kondisi semustahil apapun. Naruto ada pada setiap diri kita.Tak ubahnya Kyubi di dalam tubuh Naruto maka setiap orang pasti  memiliki “Kyubi”nya masing-masing. Kyubi yang membuat mereka merasa lemah, membuat mereka merasa kalah maupun membuat mereka merasa ingin menyerah. Barangkali, kita harus meniru apa yang dilakukan Naruto terhadap Kyubi di dalam tubuhnya. Ia tidak menghilangkannya namun berdamai dengannya. Membuat sesuatu yang selama ini menjadi kekurangannya lantas berubah menjadi sumber kekuatan terbesarnya. Dan kalimat yang diucapkan Naruto seperti diatas adalah salah satu obor yang menyalakan obor semangat di dalam dada saya waktu. Bahwa sepahit apapun kondisinya, saya ingin seperti Naruto yang tidak pernah menyerah. 





Apa itu Naruto?


Mungkin banyak orang yang menyebutnya sebagai kartun atau komik asal Jepang. Sedangkan bagi mereka dengan wawasan yang memprihatinkan maka akan menjawab anime yang hanya diperuntukan bagi kalangan anak-anak. Tapi apabila pertanyaan itu diberikan pada saya maka saya tidak bisa menghindari untuk berubah menjadi sentimentil. Karena bagi saya, Naruto bukan hanya sekedar manga atau anime sebagai hiburan pelepas penat. Naruto selalu lebih dari itu di mata saya. Membicarakan Naruto selalu membuat saya teringat pada momen kelas 2 SMP waktu itu. Momen ketika saya berhasil diselamatkan oleh Naruto. Dan tidak perlu waktu lama untuk membuat saya menasbihkan diri sebagai penggemar ceritanya. Saya tenggelam dalam semesta milik Naruto yang dikreasikan oleh Masashi Kishimoto. Terjebak dalam desa Konoha yang asri namun penuh bahaya. Terpikat dengan karakter-karakter shinobi di dalamnya. Dan juga tertarik dengan sistem Ninja yang menghasilkan peperangan dan perdamaian yang seakan tidak pernah ada habisnya. Apalagi tidak lama setelah itu, saya baru tahu kalau salah satu stasiun TV Indonesia resmi menyiarkan anime Naruto. Kombo itu semakin membuat tergila-gila. 

Namun yang menjadi daya pikat sesungguhnya adalah karakter Naruto itu sendiri. Dia digambarkan sebagai seorang anak yang sebatang kara, kesepian, bodoh dan ceroboh dalam banyak hal. Apalagi dengan Kyubi Ekor Sembilan yang ditanamkan di dalam tubuhnya. Membuat semua warga Desa menjauhi dan membencinya setengah mati. Karena mendekati Naruto dianggap sama dengan mendekati bahaya dan kematian. Apalagi Naruto dianggap sebagai Ninja paling bodoh dan tidak berbakat di generasinya. Semua hal tersebut membuat Naruto dipandang sebelah mata dan dijauhi habis-habisan. Entah kenapa, karakter Naruto membuat saya seperti bercermin dengan diri sendiri. Sesuatu yang kemudian membuat ada semacam keterikatan batin tersendiri dengan karakter Naruto. Untuk itulah, saya ingin melihat Naruto berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang Hokage. Dari Ninja yang dibenci dan dijauhi menjelma menjadi Ninja yang diakui dan dicintai. Sesuatu yang kemudian membuat saya semacam berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan mengikuti perjalanan Naruto, melihat perjuangannya, melihat bagaimana ia mengatasi segala hambatan dan berhasil menjadi Hokage! Episode demi episode, arc cerita ke arc cerita yang lain, tahun demi tahun, saya terus setia mengikuti serial yang satu ini. Tanpa pernah ada sekalipun terbersit perasaan bosan maupun jengah. Hingga tanpa saya sadari, ternyata saya ikut tumbuh bersama dengan karakter-karakter di dalamnya yang juga ikut tumbuh. Membuat ikatan batin dengan cerita itu semakin terasa saja. Sebuah ikatan dengan cerita yang mustahil terbangun dalam satu atau dua tahun namun dibutuhkan bertahun-tahun bahkan hingga lebih dari sepuluh tahun. Saya bisa ikut memahami dendam yang ditanggung Sasuke karena melihat keluarganya dibantai di depan matanya. Tapi ikut terkejut sekaligus nyesek luar biasa ketika mengetahui kebenaran sesungguhnya dari Itachi. Ikut penasaran sekaligus menduga-duga tentang siapa sebenarnya sosok dibalik topeng dari Tobi. Ikut sedih melihat kematian Jiraiya di tangan muridnya sendiri. Ikut merasakan kepedihan luar biasa yang ditanggung Nagato hingga mengubahnya menjadi Pain dan membentuk kelompok penjahat Akatsuki. Dan ikut terbakar melihat aliansi Shinobi yang bersatu demi bisa memenangkan Perang Dunia Ninja Keempat. Semua momen maupun karakter tersebut tanpa saya sadari juga ikut mempengaruhi dan membentuk saya. Hingga jangan salahkan saya ketika di episode terakhir, bisa melihat Naruto berhasil mewujudkan impiannya menjadi Hokage adalah salah satu momen paling mengharukan. Cukup untuk membuat mata saya berkaca-kaca. Setelah lebih dari tiga belas tahun setia mengikuti perjalanan panjangnya, akhirnya saya bisa mewujudkan janji pada diri sendiri yaitu bisa melihat Naruto menjadi Hokage. Namun mengikuti cerita Naruto bukan hanya tentang melihat keberhasilan Naruto menjadi Hokage tapi juga menjadi saksi langsung tentang proses sedikit demi sedikit. Dari Naruto si Ninja bodoh dan dijauhi menjadi Naruto si Ninja hebat dan dicintai. Saya melihat langsung latihan demi latihan, pertarungan demi pertarungan maupun kekalahan demi kekalahan yang harus dilewati Naruto sebelum menjadi hebat seperti sekarang ini. 

Dan tentunya puluhan volume Manga, ratusan episode anime dan lima belas tahun perjalanan membuat Naruto memiliki episode favorit. Namun saya memiliki beberapa momen yang bukan semata favorit namun juga epic. Karena mengingat insiden penting di dalamnya maupun betapa kuatnya momen tersebut mengubah jalan cerita yang ada di dalam Naruto. Namun juga betapa momen itu begitu membekas di dalam ingatan. Sedangkan 7 momen epic tersebut adalah seperti berikut ini:



1.      Invasi Penghancuran Konoha
      



     
     “Peperangan hanya bisa terhenti apabila semua orang merasakan penderitaan yang sama. Memberi penderitaan untuk bisa memahami penderitaan.” Pain.

      Kematian Jiraiya yang mendadak benar-benar memberi dampak kuat untuk keseluruhan cerita. Dimulai dari Naruto yang hancur begitu mengetahui bahwa gurunya harus dibunuh dengan cara mengerikan bahkan tanpa ada mayat untuk dikubur. Membuat Naruto memiliki satu tujuan bahwa dia harus membalaskan dendam kematian Jiraiya dengan membunuh Pain. Hal tersebut membuat Naruto meninggalkan desa Konoha sementara untuk bisa berlatih dengan Pertapa Katak. Sedangkan bagi Desa Konoha, kematian Jiraya tidak boleh sia-sia dengan sebuah pesan terakhir yang diberi. Yakni sebuah pesan yang memberi tahu tentang rahasia utama Pain. Membuat seluruh Lini jenius Konoha bergerak bersama untuk bisa memecahkan kode rahasia yang diberikan oleh Jiraya. Namun sayangnya, pesan terakhir tersebut berbentuk kode rahasia yang harus bisa dipecahkan. Di tengah situasi tersebut nyatanya tanpa diduga, Pain melakukan serangan besar-besaran terhadap Desa Konoha. Yakni dengan mengirimkan enam tubuh Pain untuk menyerang Desa Konoha dari berbagai sisi. Tujuan mereka hanya satu yaitu untuk bisa merebut Naruto yang tidak lain adalah Jinchuriki yang mereka incar. Mendapatkan serangan mendadak tersebut membuat seluruh Shinobi Konoha pontang-pantang untuk bisa melindungi Desa. Apalagi banyak Shinobi kuat yang sedang melakukan misi di luar desa tidak terkecuali Naruto. Sehingga membuat pertarungan tersebut tak ubahnya Sepatu Boots melawan semut. Pain dengan kekuatan mata Rinnegannya yang luar biasa tentu adalah pihak Sepatu bootsnya. Sedangkan Konoha adalah semut yang hancur diinjak-injak. Membuat banyak Shinobi yang harus berguguran tidak terkecuali Kakashi yang juga harus mati di tangan Pain. Bahkan kekuatan terakhir Konoha yaitu Hokage pun tidak mampu berbuat banyak di depan kekuatan maha dahsyat Pain. 

    Hingga di kondisi puncak keputusasaan karena Desa Konoha berhasil dihancurleburkan sedangkan Hokage Tsunade berhasil dikalahkan, muncullah momen paling epic pada arc cerita ini. Yakni hadirnya Naruto secara mendadak di tengah Desa Konoha yang sudah luluh lantah. Naruto hadir dengan membawa Empat Katak Besar, gulungan ninja dan dalam Sage Mode. Ia hadir sebagai sosok terakhir harapan Desa Konoha untuk mengalahkan Pain. Pertarungan sengit antara Naruto dan Keenam tubuh Pain pun tidak bisa dihindari. Bukan hanya pertempuran secara fisik namun pertempuran secara ideologi. Pain berdiri teguh dengan ideologi bahwa perdamaian hanya bisa tercapai apabila semua orang merasakan dan memahami rasa sakit yang sama. Sehingga mereka bisa bersatu dalam perdamaian tanpa keinginan lagi untuk saling menyakiti satu sama lain. Tapi bagi Naruto, perdamaian bukanlah perdamaian apabila hanya memberikan satu perang ke perang yang lain. Namun kekuatan besar  dan ideologi kuat Pain membuat Naruto terdesak. Dan dalam kondisi terdesak tersebut, munculah sebuah momen yang paling ditunggu dalam serial Naruto. Yakni ketika Hinata hadir untuk melindungi Naruto dan lantas mengungkapkan perasaan yang ia pendam selama bertahun-tahun. Seperti yang diketahui, Hinata sudah memendam perasaan diam-diam pada Naruto jauh sejak mereka kecil. Dan dengarlah kalimat sepenuh hati Hinata dan katakan bahwa hatimu tak terbawa perasaan:




     “Aku selalu menangis dan menyerah sebelum mencoba. Aku sering melangkah ke jalan yang salah. Tapi kau menunjukan ke arah yang benar, Naruto. Aku selalu mengejarmu. Ingin memiliki dirimu. Aku hanya ingin berjalan bersamamu. Kau telah mengubahku, Naruto. Senyummu telah menyelamatkanku. Karena itulah  aku tidak takut mati saat melindungimu. Semua itu karena aku mencintaimu.” Hinata. 



2.     Malam Berdarah Kudeta Uchiha



“Pengorbanan! Seorang shinobi sejati tidak pernah mencari kemuliaan. Mereka selalu melindungi dari balik bayangan.” Uchiha Itachi.

Karakter Uchiha Itachi bisa dibilang adalah karakter paling favorit pada anime ini. Bagaimana ia perlahan menjelma dari karakter paling dibenci hingga menjadi karakter paling dicintai. . Ia dilahirkan dari klan elit yaitu Klan Uchiha dan digadang-gadang bakal menjadi Shinobi hebat karena kejeniusan dan kecerdasannya yang diatas rata-rata. Namun konflik antara klan Uchiha dengan desa membuat Itachi lantas mengambil keputusan paling pahit dalam hidupnya. Ia harus membunuh semua mimpi dan perasaannya sendiri. Yakni dengan membantai seluruh Klan Uchiha untuk mencegah terjadinya kudeta. Tidak berhenti sampai disitu saja, sisa hidupnya dihabiskan sebagai Ninja Pelarian dan cap sebagai Ninja Pengkhianat. Cap sebagai Ninja Pengkhianat dan pembunuh berdarah dingin dibawa oleh Itachi bahkan hingga ia mati. Membunuh hampir seluruh klannya sendiri dan berbelot pada kelompok Akatsuki cukup menjadi alasan bagi banyak pihak untuk membencinya. Namun episode yang menampilkan masa lalu Itachi segera menjungkirbalikan segala pendapat tersebut. Semenjak penyerangan Rubah Ekor Sembilan, kondisi Konoha menjadi tidak stabil. Bukan hanya dalam masalah kerusakan infrastrukturnya namun juga masalah kepercayaan antar klan. Dimana banyak yang percaya bahwa dalang dibalik penyerangan tersebut adalah Oknum dari Klan Uchiha. Karena yang mampu mengendalikan Rubah Ekor Sembilan hanya mereka yang memiliki kekuatan mata Sharingan. Hal tersebutlah yang kemudian membuat klan Uchiha diasingkan dari Konoha dan ditempatkan di tempat terluar desa. Nyatanya keputusan tersebut membuat api kebencian dari Klan Uchiha mulai menyala. Mereka menganggap desa memperlakukan mereka seperti pendosa dan pengkhianat tanpa bukti yang kuat. Hingga kemudian api tersebut membesar dan rencana kudeta pun mulai digalakan. Mengendus rencana ini, membuat petinggi Konoha  harus membuat keputusan cepat. Danzo lantas memberikan misi khusus pada Uchiha Itachi yaitu membunuh seluruh Klan Uchiha tanpa sisa agar kudeta gagal untuk dilakukan. Karena tidak terikat pada klan dan memiliki pemikiran akan kedamaian yang melampaui Hokage membuat Itachi lantas menyetujui hal tersebut. Dengan syarat yaitu adiknya, Uchiha Sasuke dibiarkan hidup dan kebenaran akan kudeta Uchiha ditutup rapat demi nama baik klan Uchiha.

Ketika Itachi dilematis antara kepentingan desa dan membunuh ikatan rasa sayangnya terhadap orang-orang yang dicintai membuat episode ini terasa epic. Apalagi Itachi harus menyembunyikan rasa sedihnya yang teramat dalam demi kedamian yang lebih panjang di masa depan. Di malam yang sunyi dan hening, dalam sekejap Itachi harus menjelma menjadi pembunuh berdarah dingin yang membunuh satu demi satu klan Uchiha. Temannya, petinggi Uchiha hingga orang yang dicintainya semua darahnya tumpah di tangan Itachi. Namun tangis dari Itachi harus tumpah juga, ketika ia meminta ijin kepada kedua orang tuanya untuk membunuh mereka! Yang paling mengharukan adalah ketika kedua orang tuanya memahami keputusan yang telah diambil oleh Itachi dan mengijinkan Itachi untuk membunuh mereka. Karena mereka tetap bangga bahwa Uchiha Itachi adalah anak mereka dan menjadi bagian dari klan Uchiha. Mereka hanya mengembankan satu pesan penting untuk Itachi sebelum mati. Bahwa dia harus menjaga adiknya, Sasuke dengan sepenuh hatinya. Dengan hati yang remuk redam, Itachi menyanggupi permintaan terakhir tersebut. Dan Itachi pun menebaskan pedangnya bukan hanya untuk membunuh kedua orang tuanya namun juga untuk membunuh perasaan terdalamnya. Setelah itu, Uchiha Itachi keluar dari desa dengan mengemban beban berat sebagai Ninja Pengkhianat yang dibenci oleh seluruh ninja tidak kecuali oleh adiknya yang tidak mengetahui kebenaran sesungguhnya. Betapa Uchiha Itachi mendefinisikan arti sesungguhnya tentang menjadi Shinobi. Yakni mereka yang bersembunyi dalam kegelapan agar orang lain bisa merasakan cahaya.  



3.     Misi Balas Dendam Jenius Shikamaru





“Jika aku membiarkan ini dengan begitu saja maka hidupku hanya akan dipenuhi dengan penyesalan.” Shikamaru Nara.

Semua Shinobi memiliki sebuah prinsip yang mereka pegang teguh. Prinsip tersebut adalah bahwa setiap Shinobi pasti dibayangi oleh kematian. Yang dalam arti kata lain, kematian bisa hadir kapan saja bagi Shinobi terutama ketika menjalankan sebuah misi berbahaya. Sehingga kematian Shinobi tersebut tidak boleh menjadi penghalang keberhasilan sebuah misi. Karena keberhasilan sebuah misi selalu berada di atas nyawa Shinobi. Prinsip tersebutlah yang coba dijelaskan Tsunade sebagai Hokage kelima untuk menahan Shikamaru dan timnnya. Dimana Shikamaru, Ino dan Choji berusaha untuk mengejar dua anggota Akatsuki yang telah membunuh guru mereka yaitu Asuma Sarutobi. Namun Tsunade menahan mereka karena hal tersebut tak ubahnya misi bunuh diri karena besarnya kekuatan dua anggota akatsuki tersebut. Namun kalimat Shikamaru seperti yang diataslah yang kemudian mengubah pendirian Tsunade. 

Trio Ino – Shika – Cho pun menjalankan misi paling penting dalam hidup mereka. Yakni mengalahkan musuh yang telah membunuh Asuma di depan mata mereka. Tapi hal tersebut bukan perkara gampang. Karena lawan mereka adalah anggota Akatsuki yang tidak bisa mati dan berhasil membunuh guru mereka yang tentunya memiliki kekuatan di atas mereka. Tapi jangan pernah macam-macam dengan Shikamaru. Karena dengan kejeniusan otaknya, Shikamaru mampu membuat hal mustahil menjadi mungkin. Tidak terkecuali dengan mengalahkan anggota Akatsuki yang tidak bisa mati bahkan meskipun kepalanya dipenggal yaitu Hidan. Sebuah rencana jenius telah dipersiapkan Shikamaru sebelum turun ke medan tempur. Rencana jenius yang telah diolah dengan berbagai skenario kemungkinan dan diteliti dengan sangat detail hingga ke point paling terkecil. Membuat anggota sekuat Akatsuki pun pasti akan bertekuk lutut di depan kejeniusan rencana tersebut. Apa yang diperlukan untuk membunuh seseorang yang tidak bisa mati? Maka Shikamaru akan menjawab buat dia terdesak dalam kondisi yang membuatnya berharap bisa mati. Yap.. Shikamaru mengalahkan Hidan dengan cara menjebaknya dengan rencana super sempurna dan membuatnya terjebak dalam sebuah lubang yang tertutupi tanah. Hal tersebut membuat Hidan selamanya akan terjebak dalam timbunan tanah tersebut. Sesuatu yang pastinya membuat Hidan berharap bisa mati saja daripada harus hidup selamanya dalam kondisi terkubur hidup-hidup. Sudah kubilang kan? Jangan macam-macam dengan kejeniusan Klan Nara apalagi Shikamaru Nara.




4.      Titik Balik Obito




“Pada akhirnya, ketika seseorang mengenal rasa kasih sayang maka dia harus juga menanggung resiko kebencian yang sama besarnya.” Obito

Hal apa yang membuat seseorang yang begitu baik hati berubah menjadi penjahat tak kenal ampun? Hal apa yang membuat Obito yang memiliki impian menjadi Hokage lantas menjelma menjadi Tobi sebagai pemimpin Akatsuki di balik layar? Jawabannya adalah sebuah peristiwa tragis. Peristiwa tragis yang mengubah segala pemahaman Obito bahwa impian dan perdamaian hanyalah omong kosong. Nyatanya dunia ini hanya diisi dengan keputusasaan dan kehilangan. Peristiwa tersebut adalah ketika Obito harus kehilangan seseorang yang sangat berharga di hidupnya yang sebatang kara. Dengan cara yang sangat tragis pula. Yaitu dibunuh oleh sahabatnya sendiri yaitu Kakashi di depan matanya langsung. Orang tersebut adalah Rin yang mengubah Obito menjadi Tobi. Kematian tragis Rin, membuat Obito mengubah arah hidupnya ke dalam kegelapan. Karena ia percaya hanya dalam kegelapan, harapan satu-satunya untuk bisa hidup kembali bersama dengan Rin bisa tercapai. Entah kenapa, saya selalu suka dengan karakter antagonis atau penjahat yang dijelaskan mengapa dia bisa memilih jalan hidup seperti itu. Sesuatu yang pasti menimbulkan empati. Bukan penjahat tidak jelas juntrungannya yang tiba-tiba jahat dan ingin menguasai dunia hanya biar terlihat keren. Yang menarik dari cerita Naruto adalah apabila ditelisik dalam-dalam, tidak ada karakter yang benar-benar antagonis dalam cerita ini. Yang ada hanyalah orang baik yang disakiti terlalu dalam atau orang yang baik kehilangan arah tujuan. Sesuatu yang kemudian membuat mereka mendapatkan tujuan baik tersebut hanya saja dengan cara yang salah.

Selain itu, Yang menarik dari karakter Tobi adalah awal mula diperkenalkan pada cerita Naruto terlihat hanya sebagai karakter sampingan. Karena sosoknya yang terlihat nyleneh dan juga lemah. Apalagi dengan topengnya yang menyembunyikan identitas sebenarnya. Sehingga awalnya mengecoh banyak penonton bahwa dia adalah karakter yang tidak terlalu penting. Namun perlahan, mulai dimunculkan peran besar dari Tobi yang misterius ini. Ternyata dia tidak lain adalah pemimpin dibalik layar Akatsuki. Bahkan dia juga yang memulai Perang Dunia Ninja Keempat. Dulu saya ingat sekali, sebelum mengetahui identitas sebenarnya dibalik topeng misterius Tobi, banyak spekulasi bermunculan. Mulai dari orang dibalik topeng itu adalah Itachi, Sasuke, Shisui hingga ayah dari Sasuke dan Itachi yaitu Fugaku. Hingga akhirnya terungkap bahwa sosok dibalik topeng itu adalah Obito yang merupakan sahabat masa kecil Itachi yang juga memberikan sebelah mata Sharingan kepadanya.





6. Bangkitnya Keempat Hokage Terdahulu




Apa itu Shinobi?

Pertanyaan itu menggantung kuat di kepala Sasuke. Pertarungannya bersama dengan Itachi melawan sisi gelap Kabuto bukan hanya membangkitkan nostalgia namun juga membangkitkan kegelisahan terkuatnya. Bagaimana mungkin Itachi yang telah dikhianati habis-habisan oleh Desa Konoha dan hanya dianggap sebagai Ninja Pengkhianat nyatanya tetap bangga melindungi desa kelahirannya sekali lagi sebagai Shinobi Konoha. Yakni dengan menghentikan edo tensei yang terlarang dan mengalahkan Kabuto. Sesuatu yang pastinya sangat menguntungkan Aliansi Shinobi di Perang Dunia Ninja Keempat yang saat itu posisinya tengah terdesak karena kuatnya Edo Tensei yang membangkitkan para shinobi legendaris yang semestinya sudah mati. Meskipun seharusnya Itachi tahu bahwa apa yang dilakukannya ini tidak akan pernah diketahui oleh Aliansi Shinobi. Dan jasanya sebagai Pahlawan tetap terkubur dalam gelap dan tetap kalah dengan pamornya sebagai Ninja Pengkhianat. Pertanyaan di kepala Sasuke itu  semakin menjadi apabila melihat jalan setapak masa lalu yang mesti ditempuh Itachi sebagai Shinobi. Hal tersebutlah yang membuat Sasuke ingin menuntaskan segala rasa sakit dan mengembalikan nama baik dari kakak tersayangnya tersebut. Yakni dengan menghancurkan Desa yang selama ini membuat Itachi tersiksa yang tidak lain Desa Konoha. Namun apa yang dilakukan Itachi demi melindungi desa sekali lagi malah membuat Sasuke menjadi dilematis. Apakah ia harus melanjutkan rencana penghancuran Desa Konoha demi nama baik Kakaknya atau malah melindungi Desa Konoha seperti yang Itachi lakukan? Dilema itu membuat Sasuke ingin mencari tahu tentang apa itu arti sebenarnya dari Shinobi, Desa, Aliansi, Klan hingga Sistem Ninja. Semua hal yang terlihat membentuk Dunia Shinobi seperti sekarang ini. Sasuke yakin bahwa semua pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh mereka yang mengetahui tentang segalanya.

Dengan bantuan dari Orochimaru dan mantan Tim Taka, Justu Edo Tensei pun dilakukan untuk keempat Hokage terdahulu untuk dihidupkan kembali. Mereka adalah Hashirama Senju sebagai Hokage Pertama. Hokage Kedua. Sarutobi sebagai Hokage Ketiga dan Minato sebagai Hokage Keempat. Sejarah dunia Shinobi dan awal mula terbentuknya Desa Konoha pun terungkap. Bahwa sejak dulu, perang antar manusia seakan tidak pernah menemukan habisnya. Hal tersebutlah yang membuat Hashirama muda dan Madara muda memiliki sebuah impian bersama. Bahwa mereka ingin membuat sebuah tempat dimana warganya bisa terbebas dari peperangan. Tempat itu lantas mereka sepakati disebut sebagai Konohagakure. Sebuah tempat yang mampu menyatukan dua Klan yang selama ini merupakan musuh bebuyutan yaitu Klan Senju dan Klan Uchiha. Namun impian indah tersebut tidak berjalan mulus. Diawali dengan pemilihan Hokage pertama yang jatuh ke tangan Hashirama. Keputusan tersebut membuat Madara membangkang dan mulai menyimpang dari impian mereka bersama. Hal tersebut membuat Hashirama selaku Hokage pertama mengambil keputusan dilematis. Yaitu ia harus bisa mengalahkan Madara untuk bisa melindungi Desa Konoha. Karena Hashirama percaya desa selalu berada di atas segalanya. Dari sejarah panjang tentang Desa Konoha tersebutlah yang kemudian membuat Sasuke mendapatkan jawaban tentang apa arti sesungguhnya dari Shinobi. Sebuah jawaban yang juga membuat Sasuke memutuskan untuk melindungi Desa Konoha.




“Shinobi adalah mereka yang bertahan demi bisa mewujudkan tujuan mereka.”


6. Ketekunan Guru Guy Melawan Nama Besar Uchiha Madara




“Aku, Uchiha Madara! Mengakui kekuatan taijutsu dan ketekunanmu!” Uchiha Madara.

Siapa yang mampu membuat seorang Shinobi legendaris seperti Uchiha Madara sampai babak belur bahkan hampir kalah? Jawabannya tidak lain adalah seorang Ninja yang bahkan tidak lulus Akademi Ninja dan harus masuk melalui siswa cadangan nomor terakhir yaitu Maito Guy. Sebenarnya pertempuran antara Uchiha Madara melawan Guru Guy tak ubahnya pertempuran antara seseorang dengan bakat luar biasa dan seseorang yang hanya memiliki kerja keras sebagai kekuatan utamanya. Nama Uchiha Madara bisa dibilang telah begitu melegenda di dunia shinobi sejak lama. Dianggap sebagai Dewa Shinobi karena bakat hebat dan kekuatan mengerikan yang ia miliki. Bahkan cukup dengan mendengar nama Madara saja mampu membuat lima Negara besar ketakutan karenanya. Terlahir dengan darah besar Uchiha, Madara merupakan pimpinan besar dari Klan Uchiha yang paling disegani sekaligus ditakuti. Ia juga merupakan sosok pionir bersama dengan Hashirama Senju dibalik berdirinya Desa Konoha. Namun karena idealismenya akan kedamaian bersebrangan membuat Uchiha Madara beralih pada kegelapan.

Sangat berbanding terbalik dengan Guru Guy. Ia terlahir dari keluarga yang sangat miskin dan ayahnya yang bekerja serabutan demi bisa menghidupi mereka. Ayahnya sendiri mendapat julukan sebagai “Pelawak Genin” karena sifatnya yang aneh dan statusnya sebagai Genin di usianya yang sudah tua. Genin sendiri adalah tingkatan Ninja paling rendah dan biasanya hanya disandang oleh mereka yang masih anak-anak. Sesuatu yang membuat ayah dari Maito Guy seringkali mendapatkan olokan dari lingkungannya karena dianggap sebagai ninja gagal. Nyatanya status Genin itu tidak lepas karena Ayah dari Maito Guy tidak menguasai Ninjutsu apapun. Sesuatu yang kemudian juga diturunkan pada Maito Guy. Sehingga tidak heran apabila Maito Guy harus berulang kali gagal masuk ke akademi Ninja. Hingga kemudian Maito Guy menyadari satu hal penting. Ayahnya memang tidak menurunkan darah hebat seorang ninja maupun nama besar sebuah klan, tapi ayahnya mewariskan sesuatu yang tidak kalah hebat dari itu semua yakni kerja keras. Maito Guy kemudian melupakan kelemahannya yaitu Ninjutsu dan lebih fokus pada kelebihannya yaitu Taijutsu. Taijutsu sendiri merupakan teknik bertarung yang hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Maito Guy lantas berlatih sepuluh hingga dua puluh kali lipat lebih keras dan lebih tekun dari ninja-ninja lainnya untuk memperkuat teknik taijutsunya. Karena ia yakin kerja keras dan ketekunan mampu menyaingi bahkan mengalahkan sebuah bakat sebesar apapun.




Ketika Naruto dan Sasuke sedang dalam kondisi sekarat ketika Perang Dunia Ninja Keempat membuat Uchiha Madara berada di atas angin. Apalagi semua kekuatan Biju telah masuk ke dalam tubuhnya dan membuatnya memiliki kekuatan setara Rikudo Sennin. Dengan mode Biju tersebut, Madara kebal diserang dengan ninjutsu sehebat apapun. Hanya serangan fisik secara langsung atau taijutsu yang mempan padanya. Di saat kondisi sudah berada di puncak putus asa dan semua Ninja sudah bersiap untuk kekalahan telak mereka nyatanya Guru Guy datang dengan kekuatan mengejutkan. Ia membuka gerbang kedelapan dari jurus Taijutsu paling terlarang yaitu Hachimon Tonko. Dengan jutsu itu maka kekuatan taijutsunya akan meningkat hingga sepuluh kali lipat. Dimana chakra yang dibutuhkan untuk membangkitkan jutsu itu harus disimpan lebih dari dua puluh tahun. Namun kekuatan tersebut hanya bersifat sementara dan harus ditukar dengan nyawa dari penggunannya. Maito Guy mengibaratkan dirinya adalah daun kering yang gugur di musim kering untuk menjadi pupuk bagi daun-daun muda untuk bisa tumbuh. Ia mengorbankan dirinya untuk membuka jalan bagi shinobi-shinobi muda agar tetap hidup. Uchiha Madara yang sempat memandang sebelah mata kekuatan Guy harus menelan kenyataan pahit ketika ia dihajar habis-habisan oleh Guy. Sesuatu yang membuat Madara tidak habis sangka bagaimana seseorang yang tidak memiliki nama besar dan tidak memiliki darah klan agung bisa menyudutkannya seperti itu. Pertarungan ini menjadi epic juga karena kilas balik yang dimiliki oleh Guru Guy. Bagaimana dulu ia dan ayahnya dipandang sebelah mata oleh penduduk desa karena dianggap ninja paling lemah. Bahkan sering dianggap aneh karena tetap bersikeras menjadi ninja meskipun tidak memiliki bakat Ninjutsu ataupun berasal dari Klan Ninja yang hebat. Namun kerja keras berkali lipat, pemikiran positif dan ketekunan luar biasa yang ditimbun bertahun-tahun membuat Guru Guy berhasil membangkitkan Hacimon Tonko. Bagaimana kerja keras tidak akan pernah berbohong pada siapapun yang mau memperjuangkannya. Kini, Guy telah hampir menyamai kekuatan selevel Dewa Shinobi seperti Uchiha Madara. Meskipun gagal mengalahkan Madara namun kekuatan dari Guy diakui langsung oleh Madara.

7. Final Battle Naruto VS Sasuke



"Naruto, terkadang matamu jauh lebih baik dari mataku. Sasuke sedang jatuh ke dalam kegelapan. Dari semua orang, hanya kau yang bisa menyelamatkannya.” Neji Hyuga.

Sepertinya saya akan berdosa sekali apabila tidak memasukan arc cerita ini dalam momen epic dari cerita Naruto. Bahkan bisa dibilang, arc cerita pertempuran puncak antara Naruto melawan Sasuke adalah momen terepic dari keseluruhan cerita Naruto. Bagaimana semua pertarungan, segala misi, segala jutsu, segala suka cita maupun segala duka sepanjang cerita tidak lain adalah untuk menempatkan Sasuke dan Naruto sekali lagi di Lembah Kematian. Di tempat, Dua Patung besar pendiri Konoha yaitu Hashirama dan Madara yang mempresentasikan Naruto dan juga Sasuke. Setelah dulu, gagal membawa pulang Sasuke membuat Naruto berjanji pada Sakura dan dirinya sendiri. Sebuah janji besar yang akan ia tanggung seumur hidup. Bahwa ia akan menyelamatkan Sasuke dari kegelapan yang mencengkramnya dan membawanya kembali ke Konoha. Namun mewujudkan janji tersebut memang bukan perkara mudah. Karena bukan hanya Sasuke sudah bertambah kuat namun juga semakin dalamnya ia tenggelam dalam kegelapan. Dimana kegelapan tersebut membuat Sasuke ingin merevolusi besar-besaran dunia Shinobi. Bahwa agar peperangan tidak akan pernah terjadi lagi maka dia akan menjadi satu-satunya kegelapan untuk dilawan. Yakni dengan cara menjadi Hokage yang otoriter. Sesuatu yang jelas-jelas ditolak Naruto. Karena Hokage ada untuk bersama-sama menanggung seluruh beban. Bukan menanggung beban itu sendirian apalagi menjadi beban itu sendiri. Perbedaan ideologi tersebut, membuat dua sahabat sekaligus dua rival tersebut lantas mencari jawaban siapa yang paling benar dengan cara bertarung. Apalagi Sasuke yakin bahwa cara menjadi terkuat adalah memutuskan semua ikatan. Terutama ikatan terakhirnya dengan Naruto. Jangan bayangkan, pertarungan kanak-kanak yang terjadi ketika dulu mereka berdua masih kecil. Karena pertempuran kali ini jauh berbeda. Mereka berdua telah memiliki kekuatan besar masing-masing. Sasuke dengan mata Sharingan dan Rinnegan yang saling berpasangan. Sedangkan Naruto dengan chakra Kyubi dan Sage Modenya. Pertempuran super dahsyat pun tidak bisa terelakkan. Dan untungnya, Studio Pierrot dan para animatornya begitu fasih menerjemahkan pertarungan ini. Sepanjang episode ini, kita bakal dimanjakan dengan gerak gambar pertarungan yang luar biasa dan musik yang membuat merinding. Seakan mereka tahu bahwa pertarungan puncak ini harus dibuat dengan seepic mungkin.

Hingga puncak adegannya adalah ketika mereka berdua melancarkan serangan terakhir yang bakal menetukan segalanya. Sasuke dengan Chidorinya dan Naruto dengan Rasengannya. Tunggu, ketika gambar slow motin menggambarkan flashback Naruto dari kecil hingga ia sampai di titik sekarang ini. Sesuatu yang sama juga terjadi pada Sasuke. Membuat penonton setia Naruto pasti bakal menahan nafas sebentar ketika melihat adegan puncak ini. Dan hasilnya, seperti yang kita ketahui bersama. Tidak ada yang menang maupun yang kalah. Mereka berdua sama-sama sekarat dan juga kehilangan sebelah tangan. Namun pertempuran habis-habisan tersebutlah yang kemudian berhasil menyelamatkan Sasuke dari kegelapan yang selama ini menenggelamkannya. Bahwa ada seseorang yang tidak pernah menyerah untuk dia. Bahwa ia sebenarnya tidak pernah seorang diri untuk menanggung semua beban yang terlampau berat. Bahwa akan selalu ada orang di sampingnya yang rela berbagi beban seberat apapun itu. Salah satunya adalah Naruto.



“Saat aku melihatmu memikul semua beban itu sendirian di atas pundakmu. Seolah-olah seperti … menyakiti perasaanku. Rasanya sakit sekali. Mana bisa aku membiarkan hal itu begitu saja?” Naruto.


Dan setelah 15 tahun, akhirnya Naruto sampai di garis finishnya. Di versi manganya, cerita Naruto berakhir ketika Naruto berhasil menjabat posisi Hokage. Sedangkan versi animenya, cerita Naruto berakhir di hari pernikahan Naruto dan Hinata. Dua-duanya sama-sama mengharu biru. Sama-sama menguras emosi terdalam. Perjalanan panjang selama lima belas tahun ditutup dengan sangat sempurna oleh Masashi Kishimoto. Dan sepertinya, saya hutang banyak terima kasih pada Masashi Sensei telah membuat cerita seepic Naruto. Naruto akan selalu menjadi salah satu pahlawan di hidup saya. Saya seringkali berpikir, apa jadinya hidup saya tanpa Naruto? Saya tidak ingin membayangkannya. Dan tulisan panjang ini, saya juga buat khusus untuk Agung kecil kelas 2 SMP. Untuk Agung yang memilih untuk tidak menyerah setelah melihat Naruto yang juga tidak pernah menyerah. Ini khusus untuk kamu. Dattebayo!

Terakhir, selamat tinggal Naruto … dan selamat datang, Boruto!